Selasa, 29 November 2011

Engkau Cukup Bagiku

Engkau cukup bagiku ya Allah,
alangkah bahagianya mempunyai-Mu
kerana Engkau sangatlah baiknya.
Maha Pemurah Maha Penyayang.
Setiap kali ku menyebut nama-Mu
dengan sifat Maha Pemurah dan Penyayang
rasanya selesai semua masalah.
Sekalipun pahit namun masih ada harapannya pada-Mu ya Allah.
Zat yang sangat baik ini, menjadikan kesusahan menjadi keperluan.
Supaya nafsu tidak lagi menggila.
Nafsu terancam dan menggeletar,
membuat hamba Allah dikembalikan pada Tuhan yang sebenarnya.

Wahai Allah,
hamba merasa cukup dengan-Mu.
Cinta-Mu sangat besar
dan pertolongan-Mu mengatasi segala.
Ya Allah, mana ada orang yang sanggup berkata pada kita,
"Bila engkau ada masalah engkau beritahu saya
dan berkatalah: saya rasa cukup dengan kamu."
Tidak wahai Allah, hanya Dikau yang sanggup
bertanggaung jawab atas semua masalah
karena Dikau mempunyai kemaafan yang Agung.

Terima kasih dan Cinta Agung untuk-Mu Ya Allah ....

Kamis, 24 November 2011

"Wahai Nabiku...."

Wahai Nabiku yang sudah wafat....
Engkau tetaplah Nabi yang sedang menyelamatkan umat.

Walaupun sudah wafat, dikau terpaksa menjadi Nabi
kepasa umat akhir zaman. Demikianlah Allah mengujimu untuk
memberi cinta yg sebesar-besarnya.
Walaupun umatmu tidak tahu bahwa engkau sedang menjadi Nabi mereka.
Sebab mereka tida nampak dan kewujudanmu dan kehadiranmu.
Mereka hanya tahu Nabi Muhammad sudah wafat.
Sudah selesailah kepemimpinannya.
Padahal dikau ya Rasulullah, setiap hari,
setiap masa rohmu menangisi nasib umatyang sudah tidak selamat ini.
Hanya berdoa dan merintih kepada Allah sebagai cara
untuk berjuang menyelamatkan umat.
Tidak lagi dapat berjuang dengan fisik,
karna fisik sudah tiada, sudah wafat.
Hanya terbujur kaku di Maqam Al-Madinah di bawah bumi Saudi 'Arabia.


Wahai kekasih jujungan...
Pesihnya berjuang di akhir zaman
yang jahiliyahnya sudah sangat memenuhi bumi dengan begitu modern dan canggihnya.
Kebenaran tangiskan karena iman dan islam hanya tinggal sekelumit di dalam diri umat islam.
Harapan sepenuhnya di curahkan kepada Imam Mahdi dan Allah dan kepadamu wahai Nabiku.
Cemasnya kebenaran terhadap nasibnya,
Apakah selamat atau tidak!
Sampai disitu sajakah yang Allah izinkan?
Kau wahai Nabi, bagaikan cemasnyya Nabi Ibrahim ketika Allah izinkan ketika diketapel Raja Namrud ke dalam api.
Seperti Nabi Musa yang diperintahkan terjun ke laut. Seperti Nabi Yunus sewaktu ditelan ikan.
Apakah akan di bela Allah kepadamu dan dua orangmu itu seperti di belanya Nabi Ibrahim dan keluarganya.


Wahai Nabi...
Setiap waktu kudoakan sepenuh hati
agar diselamatkanlah Nabiku dan kedua kerinduanku itu,
seprti diselamatkannya dan diberkatinya Nabi Ibrahim dan keluarganya,
sepertimana aku senantiasa mendoakan mereka
di setiap waktu aku menghaap allah untuk sholat.